:: Disclaimer ::
Naruto selalu milik Masashi Kishimoto
Just Wanna Love You milik Naru Aii
Uchiha ^_^v
Pairing :: NaruSaku
Genre :: Romance and Hurt/comfort
Rated :: T
Warning : OOC, AU, TYPO
DON’T LIKE DONT READ !!
Summary: Hubungan Naruto dan
Sakura awalnya baik-baik saja. Tapi semua berubah saat Sakura menghilang selama
tiga hari dan kembali dengan sikap yang berbeda. Apa yang terjadi pada Sakura?
Apa Sakura benar-benar tidak membutuhkan Naruto lagi?
Naruto memandang
kosong hamparan langit yang membentang dihadapannya. Meski pemandangan di
sekitar bukit cukup indah dengan banyaknya bunga-bunga yang bermekaran, tapi
sepertinya itu tidak menarik minat Naruto untuk mengalihkan pandangannya dari
langit.
Sesekali Naruto
menghela napas panjang dan mengacak-acak rambut pirangnya. Kadang-kadang ia
juga meletakkan tangannya di dadanya. Mencoba merasakan detak jantungnya yang
cepat. Mencoba meredam sakit di hatinya yang kian menjadi-jadi saat memorinya
memunculkan ingatannya tentang Sakura. Ya, gadis itulah yang membuatnya duduk
termenung sendirian di bukit ini. Gadis itu juga yang membuat hatinya terasa
seolah ditusuk ribuan jarum. Gadis yang membuatnya jatuh hati saat pertama kali
mereka bertemu .....
Flashback
Naruto’s POV
Aku berlari di
sepanjang stasiun tanpa memperhatikan orang-orang yang menatapku penasaran. Aku
tidak peduli dengan anggapan mereka yang melihatku berlarian dengan seragam
sekolah yang sedikit acak-acakan karena dasiku belum terpasang sempurna.
Mungkin mereka mengira aku adalah salah satu anak berandalan dari Konoha High
School yang membolos saat jam pelajaran berlangsung, atau bahkan sering terlibat
tawuran antar sekolah. Aku tidak peduli dengan anggapan mereka. Yang ada di
kepalaku sekarang ini adalah bagaimana caranya agar aku naik kereta tepat waktu
dan tidak terlambat ke sekolah. Aku tidak mau terlambat di hari pertamaku masuk
ke sekolah itu.
Aku menerobos
kerumunan orang yang berjejer di sepanjang garis kuning pembatas. Beberapa
orang menatapku dengan sebal karena tidak aku tidak sengaja menyenggol mereka
saat ikut mengantri kereta. Aku tersenyum dan membungkuk minta maaf pada mereka,
lalu kembali berkutat merapikan seragam baru yang ku kenakan.
Saat kereta yang ku
tunggu-tunggu tiba, aku langsung naik dan duduk di kursi yang masih kosong
dekat jendela. Aku mengeluarkan botol air mineral dari dalam tasku dan meneguk
isinya sambil memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang di luar kereta.
Tiba-tiba aku merasa ada seseorang yang duduk di sebelahku. Aku masih tidak
memperhatikannya. Aku masih sibuk memandangi orang-orang diluar sana ketika
kereta perlahan-lahan mulai bergerak.
“Hei, kau Naruto kan
?” tiba-tiba orang di sebelahku bertanya.
Aku berbalik dan
menatap sosok dihadapanku. Cantik. Itu kesan pertamaku saat melihatnya. Dia
seorang gadis dengan rambut merah muda yang membingkai wajahya. Matanya bulat
dan pupilnya berwarna emerald. Bibirnya mungil dan hidungnya mancung. Rambutnya
sebahu dan bando putih yang dikenakannya membuat jidatnya terlihat errr... sedikit
lebar. Tapi secara keseluruhan dia manis.
“Hei, namamu Naruto
kan?” Gadis di hadapanku bertanya lagi seraya melambai-lambaikan tangannya
didepan wajahku. Untuk sesaat kegiatan meng-scan
terhenti karena lambaian tangannya.
“Eh, i-iyaa. Aku Naruto.
Darimana kau tahu namaku?” Aku menjawab sekaligus memberi pertanyaan padanya.
“Tuh, bukumu berhamburan
di lantai kereta
. Aku lihat namamu di salah satu sampul bukumu.” jawab gadis di hadapanku sambil mengedikkan kepalanya ke arah lantai.
. Aku lihat namamu di salah satu sampul bukumu.” jawab gadis di hadapanku sambil mengedikkan kepalanya ke arah lantai.
Aku menoleh ke
direksi yang ditunjukkannya dan kaget mendapati buku-buku pelajaranku
berserakan disana. Rupanya saat mengambil botol minuman, tasku yang kuletakkan
di pangkuan merosot ke bawah dan membuat isi yang ada di dalamnya berjatuhan ke
lantai. Aku heran karena tidak menyadarinya sejak tadi.
Aku lalu membungkuk
untuk memunguti buku-buku ku saat ku lihat tangan gadis itu ikut membantu. Aku
mendongak dan melihat wajahnya, lagi.
“Terima kasih.” ucapku
sambil tersenyum saat ia menyodorkan bukuku.
“Hn. Tidak masalah.” Gadis
itu juga ikut tersenyum. “Kau murid baru di KHS?” tanyanya lagi saat melihat seragamku.
“Iya. Bagaimana kau
bisa tahu?” lagi-lagi aku menjawab sekaligus bertanya padanya.
“Aku juga siswi disana. Dan kurasa aku belum pernah melihatmu di sekolah.” jawabnya sekenanya. Ia membuka cardigan yang dipakainya sehingga barulah aku bisa melihat seragam sekolah yang sama dengan yang kukenakan.
“Hmm, baguslah kalau
begitu. Setidaknya aku sudah punya seorang teman sekarang.” ujarku sambil
tersenyum padanya. “Oh iya, namaku Naruto Uzumaki.” Aku menyodorkan tangan
kananku padanya.
“Namaku Sakura. Sakura Haruno.” Ia mejabat tanganku sambil tersenyum. Aku sempat terpana melihatnya. Dan entah kenapa kurasakan wajahku tiba-tiba memanas dan jantungku berdetak tidak keruan. Aku juga merasa seolah ada kupu-kupu yang beterbangan di perutku.
Aku melepaskan tangannya dan mengalihkan pandanganku keluar jendela. Aku tidak mau Sakura melihat wajahku sekarang. Wajahku pasti semerah tomat.
“Kau pindahan dari mana?” Sakura bertanya setelah aku diam cukup lama.
“Aku dari Suna High School. Aku terpaksa pindah kesini karena perusahaan Ayahku membuka cabang dikota ini.” jawabku sambil meliriknya. Sakura hanya mengangguk. Ia tidak bicara lagi sampai kereta yang kami tumpangi tiba di stasiun. Kami lalu berjalan beriringan menuju sekolah yang letaknya tidak jauh dari stasiun.
“Sakura-chan kau kelas berapa?” tanyaku. Sakura menoleh sebentar padaku sebelum menjawab.
“Aku kelas 3 A. Apa kau sudah tahu dimana kelasmu, Naruto?”
“Belum. Aku belum tahu akan dimasukkan ke kelas mana. Tapi kuharap aku sekelas denganmu Sakura-chan.” Aku menjawab seraya tersenyum padanya. Sakura juga tersenyum padaku. Dan lagi-lagi aku merasa ada yang beterbangan di perutku.
“Kenapa kau memanggilku ‘Sakura-chan’ ?” tanyanya.
“Kenapa? Kau keberatan ku panggil seperti itu?” Aku balik bertanya.
“Tidak. Hanya saja kurasa kita belum terlalu kenal satu sama lain, jadi rasanya aneh kalau saling memanggil nama kecil.”
“Aku tida merasa aneh kalau Sakura-chan memanggilku Naruto. Anggap saja kita sudah lama saling kenal. Hehehe ....” Aku nyengir padanya. Sakura hanya tersenyum menanggapi perkataanku.
Tidak terasa kami sudah tiba di sekolah. Siswa-siswa yang lain sudah banyak yang berdatangan. Sesuai intruksi yang diberikan Sabtu lalu saat aku dan Ayahku mengurus kepindahanku ke KHS, aku langsung mendatangi ruangan kepala sekolah. Sakura mengantarku kesana dan langsung pergi ke kelasnya.
Ternyata sesuai
harapanku, aku sekelas dengan Sakura. Aku tersenyum senang melihat papan yang
bertuliskan ‘3-A’ tergantung di depan kelas tempatku berdiri sekarang. Kurenai
sensei yang mengajar Biologi di jam pertama menyuruhku menunggu sebentar di
luar kelas sebelum ia memperkenalkanku di depan siswa yang lain.
“Anak-anak hari ini kalian kedatangan teman baru dari Suna...” ku dengar suara Kurenai sensei terhenti sejenak karena siswa didalam mendadak memotong ucapannya. Aku tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka katakan karena mereka bicara bersamaan. Tapi samar-samar, bisa kutangkap kalau mereka penasaran dengan kehadiranku. Aku tersenyum dan berdoa dalam hati semoga aku bisa punya banyak teman disini.
Tiba-tiba pintu geser di hadapanku terbuka. Kurenai sensei mundur sedikit dan mempersilakanku masuk ke kelas.
“Masuklah Naruto.” ucapnya “Dan perkenalkan dirimu.” tambahnya begitu aku sudah ada di depan siswa kelas 3-A.
Aku mengedarkan pandanganku sejenak, mencari sosok yang ku kenal dalam kereta. Sakura duduk di barisan kedua dekat jendela. Saat melihatku, ia hanya melambaikan tangannya dan tersenyum. Aku membalas senyumnya.
“Ehem.” Kurenai sensei mengalihkan pandanganku dari Sakura. Sekarang aku baru sadar bahwa semua siswa tengah menatapku dan Sakura secara bergantian. Bahkan kulihat teman sebangku Sakura yang berambut pirang menyenggol bahu Sakura untuk mengalihkan pandangannya dariku.
Kurenai sensei hanya
tersenyum melihat tingkahku. Teman-teman yang lain juga ikut terkikik melihatku
salting gara-gara kedapatan memandangi Sakura.
“Ahaha,, maaf... Perkenalkan, namaku Naruto Uzumaki. Aku pindahan dari Suna High School. Mohon bantuannya.” Aku tersenyum salah tingkah dan menggaruk tengkukku yang tidak gatal lalu membungkuk untuk memberi salam pada guru dan teman-teman baruku. Kurenai sensei lagi-lagi hanya tersenyum.
“Baiklah Naruto, kau boleh duduk. Kursimu di samping Sasuke Uchiha.” ujar Kurenai sensei sambil memberi isyarat padaku untuk duduk di tempat yang disebutkannya. Aku melihat salah seorang siswa yang duduk di barisan paling belakang melambai padaku dan menunjuk bangku kosong di sampingnya. Aku tersenyum dan berjalan menghampirinya.
“Hai.” sapaku saat tiba di sampingnya.
“Hai.”
“Namaku Naruto.” ujarku sambil menyodorkan tanganku padanya.
“Aku Sasuke Uchiha.” Sasuke menjabat tanganku.
“Senang berkenalan denganmu.”
“Hn.”
Selanjutnya kami tidak berbicara lagi karena Kurenai sensei mulai menjelaskan materi pelajarannya. Aku hanya sempat melihat Sakura menengok dari bangkunya dan tersenyum manis padaku. Saat aku membalas senyumnya, aku meyakinkan diriku sendiri bahwa inilah yang namanya ‘love at first sight’.
End Naruto’s POV
Normal POV
Sejak hari itu, Naruto dan Sakura semakin dekat. Teman-teman sekelasnya sangat mendukung hubungan mereka. Apalagi Ino, Tenten, dan Hinata, sahabat Sakura. Merekalah yang paling mendukung.
Naruto dan Sakura
resmi jadian di hari valentine. Mereka bahkan menjadi sweet couple saat itu
karena Naruto menyampaikan perasaannya lewat lagu dan petikan gitar.
Selama beberapa bulan ke depan, hubungan Naruto dan Sakura terbilang lancar. Meski beberapa kali mereka bertengkar, mereka pasti sudah baikan keesokan harinya.
Sampai pada suatu hari, Sakura tidak masuk sekolah. Ino, Hinata dan Tenten tidak tahu apa alasan Sakura absen. Naruto memutuskan untuk kerumah Sakura sepulang sekolah nanti. Sasuke, Kiba, Shikamaru, Ino, Hinata dan Tenten juga memutuskan untuk ikut dengan Naruto. Tetapi saat mereka tiba disana, rumah Sakura kosong. Tetangga-tetangga disekitarnya juga tidak tahu kemana keluarga Haruno pergi.
Mereka mencoba
menghubungi Sakura lewat telpon, sms, dan email, tapi tetap tidak ada jawaban.
Selama tiga hari Sakura menghilang tanpa jejak. Naruto dan sahabat-sahabatnya
yang lain mulai khawatir. Apalagi Sakura dan keluarganya tidak meninggalkan
berita sama sekali.
Di hari ke empat, saat Naruto berencana untuk mencari Sakura dengan bantuan polisi, Sakura muncul. Wajahnya pucat dan murung. Saat ditanya oleh guru dan teman-temannya, Sakura hanya bilang bahwa salah seorang keluarganya yang ada di kota lain meninggal sehingga ia dan keluarganya mendadak pergi tanpa memberi kabar pada pihak sekolah.
Tapi Naruto yakin ada sesuatu yang terjadi pada Sakura. Ino, Hinata dan Tenten juga merasakan hal yang sama. Sakura yang dulunya ceria, kini berubah jadi pendiam dan menutup diri terhadap Naruto dan teman-temannya. Saat Naruto bertanya pada Sakura, Sakura hanya mendiamkannya atau pergi meninggalkan Naruto begitu saja.
End Flashback
Naruto lagi-lagi menghela napas panjang. Seminggu yang lalu hubungannya dengan Sakura kian memburuk. Sakura bahkan tidak mau bicara lagi pada Naruto. Ino, Tenten, Hinata, Sasuke, Shikamaru dan Kiba juga tidak bisa membantu apa-apa lagi. Mereka sudah berusaha bicara pada Sakura, tapi hasilnya mereka juga ditinggalkan begitu saja tanpa memperoleh jawaban apa pun.
“Sebenarnya apa yang terjadi pada Sakura-chan?” tanya Naruto entah pada siapa.
‘Kenapa kau berubah menjadi pemurung seperti ini? Kau bahkan bilang kalau kau sudah tidak butuh aku lagi... Apa maksudnya itu??’ batin Naruto. Meski Naruto tahu ia sendirian di bukit itu, ia tidak mau ambil resiko di cap sebagai orang gila karena bicara sendirian.
Naruto bangkit dari duduknya dan mengibaskan bagian belakang celananya yang sedikit kotor karena tanah yang ia duduki. Naruto melirik jam tangannya. Sudah pukul lima sore. Naruto memutuskan untuk pulang ke rumahnya. ‘Ayah dan Ibu pasti cemas karena aku pergi tanpa pamit.’ batinnya.
Baru saja Naruto
ingin beranjak saat seseorang tiba-tiba muncul di belakangnya.
“Kau Naruto, kan?” tanya orang itu.
“Siapa kau?” bukannya menjawab, Naruto malah balik bertanya padanya
To Be Continued
Akhirnya selesai juga fic pertama Aii. Maaf kalo ada sedikit kesalahan dalam penulisannya,, soalnya Aii masuh baru jadi mohon dimaklumi.
Oia,, reader jangan lupa nge-review yaaa ^_^"
Aii butuh saran-saran yang membangun untuk chapter selanjutnya ...
Arigatou ^_^v
Tidak ada komentar:
Posting Komentar